Home »
Berita
» Berita dalam sebuah harapan untuk Indonesia
Berita dalam sebuah harapan untuk Indonesia
Indonesia, Lepaskan Ketergantunganmu Kepada BBM
Indonesia memproduksi minyak sebesar 329 juta barel, mengekspor minyak
mentah sebesar 132 juta barel, mengimpor minyak mentah sebesar 99 juta
barel dan Bahan Bakar Minyak (BBM) sebesar 182 juta barel pada tahun
2011 (Sumber ESDM 2012) dan mengkonsumsi BBM 479 juta barel. Terdapat
defisit sebesar 150 juta barel per tahun.Cadangan terbukti
minyak kita hanya 3,7 milyar barel atau 0,3 % cadangan terbukti dunia.
Sebagai Negara net importer minyak dan yang tidak memiliki cadangan
terbukti minyak yang banyak, kita tidak bijaksana apabila mengikuti
harga BBM murah di Negara-negara yang cadangan minyaknya melimpah
Negara2 Amerika Latin yang anti Neolib seperti Brasil, Argentina dan
Chili BBM nya tidak disubsidi, akibatnya BBN (Bahan Bakar Nabati) dan
Industri Nasional (mobil, pesawat, senjata dan pertanian) nya
berkembang. Bahkan Brasil sekarang menjadi Negara Idola disamping Rusia,
India, Cina dan Korea (BRICK). Brasil bahkan sudah menguasai Teknologi
Migas Lepas Pantai disamping Cadangan dan produksi minyaknya meningkat
pesat, Petrobras adalah Perusahaan Migas terpandang di Dunia. Di India
dan Pakistan maupun Cina dan Vietnam (Komunis) tidak ada subsidi BBM
tetapi transportasi umum disubsidi sehingga nyaman dan Industri
Nasionalnya meningkat pesat. Cina menggunakan gas dan listrik untuk
transporasi umum dan sepeda motor menggunakan listrik. BBM murah hanya
diterapkan di negara-negara yang cadangan minyaknya melimpah seperti
Arab Saudi, Irak, Lybia dan Venezuela. Bahkan harga bensin di
Iran ($ 0,67/l) yang cadangan minyaknya 138 milyar barel lebih mahal
dari di Indonesia sekarang ( $ 0,59/l) yang cadangan minyaknya hanya 3,7
milyar barel karena mereka mengutamakan gas untuk transportasi, rumah
tangga dan listrik. Iran mempunyai cadangan terbukti gas nomor dua di
dunia yaitu 982 TCF, sesudah Rusia. Sedangkan cadangan terbukti gas
Indonesia adalah 112 TCF. Indonesia adalah Negara yang tidak
kaya minyak. Kita lebih banyak memiliki energi lain seperti gas, shale
gas, panas bumi, air, BBN (Bahan Bakar Nabati) dan sebagainya. Harga BBM
(Bahan Bakar Minyak) menyebabkan terkurasnya dana Pemerintah untuk
subsidi harga BBM, ketergantungan kita kepada BBM yang berkelanjutan
serta kepada impor minyak dan BBM yang makin lama makin besar serta
makin sulitnya energi lain berkembang.Tahun 2011 Indonesia
memproduksi minyak 900 ribu B/D (barel per hari), gas 1,5 juta B/D
(ekivalen minyak) dan batubara 3,4 juta B/D. Indonesia mengekspor gas
797 ribu B/D dan batubara 2,4 juta B/ D. Cadangan terbukti gas lima kali
cadangan terbukti minyak dan di shale gas (gas yang tertinggal di
batuan induk dengan fracturing atau merekahnya) menyebabkan Amerika
Serikat kebanjiran gas. Apabila Indonesia menerapkan teknologi
tersebut maka akan mempunyai kesempatan yang sama. Biaya listrik di
Sumatera Selatan Rp 800/kWh karena memakai gas di Sumatera Utara Rp
3.500/kWh karena memakai BBM. Potensi panasbumi Indonesia terbesar di
dunia yaitu 29 GW, potensi airnya 76 GW dan potensi biomass 50 GW.
Sulawesi selatan mempunyai danau Poso dengan potensi 900 MW yang kalau
dikembangkan membutuhkan biaya Rp 800/kWh, tetapi saat ini 90 MW
pembangkit listriknya sebagian besar memakai BBM dengan biaya Rp
3.500/kWh. Seharusnya, sedapat mungkin kita tidak menggunakan BBM untuk listrik.
Dulu waktu harga BBM Rp 6.000/ l sudah banyak yang berpindah ke busway
dan transportasi umum. Begitu harga BBM Rp 4.500/l maka kembali naik
kendaraan pribadi lagi. Orang tidak menghemat energi tetapi menghemat uang. Orang yang mau naik kendaraan umum layak disebut Pahlawan karena menghemat dana Pemerintah, energi dan polusi. Program konversi minyak tanah ke BBG berhasil karena subsidi minyak
tanah dihilangkan. Program jarak pagar dan konversi premium ke BBG belum
berhasil karena premium harganya Rp 4.500/l. Kalau seseorang
menyikapi kenaikan harga BBM dengan arif maka pengeluarannya justru
berkurang kalau di hari-hari kerja dia menggunakan transportasi umum dan
hanya menggunakan mobil pribadi di akhir pekan atau silaturahmi. Medco
memberi converter kit untuk CNG (Compressed Natural Gas) yang harga
CNGnya Rp 4.100/l untuk stafnya dan menyediakan bus kantor untuk
pegawainya. Kalau kebanyakan perusahaan berperilaku seperti Medco maka
Jakarta tidak macet. Daerah luar Jawa penghasil Migas bisa beralih ke
BBG lebih cepat.
Naiknya harga BBM justru akan menyebabkan
energi lain yaitu gas, panasbumi, air dan biofuel banyak dibutuhkan dan
diproduksikan yang akan memberikan lapangan kerja, penghasilan dan
pertumbuhan ekonomi serta berkembangnya daerah-daerah terutama di luar
Jawa.
Minggu 11 Maret 2012 Wakil Menteri Pertanian dan penulis
mengunjungi Pesantren Sunan Drajat di Lamongan dan melihat pengembangan
Kemiri Sunan disana. Kemiri Sunan ini disamping baik untuk penghijauan
sehingga mencegah banjir dan tanah longsor juga buahnya bisa dibuat
biodiesel yang dapat menjadikan suatu desa disamping asri juga mandiri
energi. Pesantren mempunyai jaringan di seluruh Indonesia dan menurut
informasi jumlahnya sekitar 20.000 di Indonesia.
Ketergantungan
yang berlebihan terhadap minyak dan luar negeri adalah
ketidakmandirian. Tidak menggunakan energi yang kita miliki secara
optimal adalah tidak bijaksana.
Mengkonsumsi barang yang mahal tetapi tidak mengkonsumsi barang murah yang kita miliki adalah kebodohan.
Cara meminimalkan subsidi BBM untuk transportasi dan listrik adalah
dengan sesedikit mungkin memakai BBM. Akibatnya, Indonesia mempunyai
dana lebih banyak untuk membuat Indonesia lebih cepat menjadi Negara
Terpandang di Dunia. Dengan mengurangi ketergantungan kepada BBM maka
Insya Allah Indonesia menjadi lebih baik.
Saatnya [R]evolusi Energy!
© [Widjajono Partowidagdo-FHI]
mas izin copi di my blog ya ,.
BalasHapusok gan....
Hapus