Home »
Berita
» Populasi Gajah Kalimantan terus berkurang
Populasi Gajah Kalimantan terus berkurang
Populasi gajah Kalimantan (Elephas maximus borneensis) terus berkurang
akibat kerusakan hutan lindung, sehingga diperkirakan saat ini hanya
terdapat 20 hingga 80 gajah yang hidup di hutan di dua kabupaten, yakni
Malinau dan Nunukan.
Jika hutan lindung yang ada terus dirambah dan dialihfungsikan, dikhawatirkan gajah tersebut akan punah, untuk itu kami berharap
agar dua bupati di daerah itu terus menjaga hutan lindung. Keterlibatan
bupati Nunukan dan Malinau sangat menentukan dalam upaya menjaga
kelestarian hutan di daerahnya, terutama kawasan hutan yang masuk
kawasan Jantung Kalimantan.
Hal ini perlu dilakukan karena
kawasan hutan lindung yang menjadi tempat populasi binatang langka gajah
Kalimantan itu, sekarang terancam oleh aktivitas tambang batubara dan
perkebunan kelapa sawit. Populasi gajah Kalimantan yang diperkirakan
±20-80 gajah itu berada di 22 desa di Kecamatan Sebuku, Kabupaten
Nunukan. Dari jumlah desa itu, terdapat 11 desa yang menjadi daerah
kunjungan gajah soliter, dan lima desa yang paling sering dikunjungi
setiap tahun. Kelima desa itu adalah Sekikilan, Semunad, Rembalang,
Salang, dan Desa Kalun Sayan.
Berdasarkan catatan World
Wildlife Fund yang menganalisis populasi gajah kalimantan di Nunukan,
habitat utama Gajah Kalimantan berada di DAS Agison dan Sibuda di bagian
Barat, Sungai Apan dan Tampilon di sebelah Timur.
Daun dan
buah sawit merupakan jenis tanaman yang disukai gajah, untuk itu bupati
setempat tidak memberikan izin perkebunan sawit di kawasan hutan
lindung, terutama di daerah yang dekat dengan pupulasi gajah. Di hutan
alam atau hutan lindung, gajah memakan jenis umbut palem, rotan,
pisang-pisangan dan rerumputan.
Namun sejak 2005 hingga 2007
diperkirakan sekitar 16.000 tanaman sawit milik masyarakat dan
perusahaan rusak akibat diserang gajah.
©[FHI]
0 komentar:
Posting Komentar